Kurangnya Kesadaran Berbahasa
PINANG-Kepala
kantor Bahasa Kepulauan Riau (Kepri), Dwi Sutana mengatakan
kesalahan pengunaan bahasa Indonesia masih banyak terdapat di Kepri. Hal ini
terlihat dari banyaknya tempat-tempat umum yang mengunakan bahasa asing.
“kesalahan
pengunaan bahasa bisa dilihat dari tempat-tempat umum yang mengunakan bahasa
asing, seperti kata No smoking, exit, dan seperti di pelabuhan yang mengunakan
kata Welcome bukan kata selamat datang, serta pengunaan bahasa sing dipetunjuk
pengunaan obat,” ujarnya saat mengisi kuliah umum di FKIP UMRAH, Selasa(8/12).
Menurut
Dwi kesalahan penggunaan bahasa bisa membuat orang binggung. Tidak semua orang
mengerti bahasa asing, jadi apabila ditempat umum menggunakan bahasa asing akan
membuat pengunjung yang tidak mengerti salah mengartikannya. Pengunjung
bisa saja melakukan hal yang tidak seharus dilakukan. Misalnya ditempat
yang dilarang merokok yang bertuliskan No smoking, tetapi karena tidak mengerti
pengunjung merokok ditempat tersebut. Padahal tempat tersebut sangat berbahaya
jika merokok.
“Penggunaan
bahasa asing bisa membuat jati diri kita hilang, karena bahasa Indonesia
merupakan jati diri kita, apabila jati diri kita tidak ada maka kita akan mudah
diinjak oleh bangsa lain. Selain itu Bahasa indonesia jugalah yang telah
memesatu bangasa di Indonesia yang terdiri dari beragam budaya dan
bahasa,” ujarnya.
Dwi
juga mengatakan, penggunaan bahasa asing ditempat umum dan petunjuk aturan
pemakaian obat boleh saja, asalkan mengutamakan bahasa Indonesia dan baru
dibawahnya atau di sampingnya ditambah bahasa asing supaya tidak membingungkan
pengunjung dan pasien.
Menurut
Dwi, pengunana bahasa asing juga perlu untuk dikuasai untuk bisa berhubung
dengan orang luar dan untuk kepentingan pengetahuan teknologi. Akan tetapi
pengunanan bahasa asing dan bahasa daerah harus disesuikan dengan
situasi,kondisi, dan lawan bicara kita.
Menurutnya
penggunaan bahasa asing akan membuat bangsa Indonesia kurang peduli terhadap
bahasanya sendiri, menghilangkan jati diri, serta salah dalam berbahasa.
“kita
sebagai bangsa Indonesia seharusnya bangga terhadap bahasa Indonesia, apalagi
bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu dan hanya di Indonesia bahasa
merupakan alat pemersatu bangsa,” ujarnya.
Dwi
juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk saling kerja sama untuk
memperbaiki kesalahan penggunaan bahasa, karena jika hanya kantor bahasa yang
menghimbau maka prosesnya akan sangat lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar